3 Mahasiswa STAIL Jadi Pendamping Peserta International Camp

Departemen Hubungan Antar-Bangsa (DAB) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah bekerjasama dengan Pemuda Hidayatullah baru saja menggelar kegiatan Oh Very Young – International Youth Camp for Peace and Prosperity. Agenda internasional ini diikuti puluhan dari ASEAN seperti Malaysia, Filipina, Myanmar, Bangsamoro, Thailand dan Vietnam. Juga 1 orang pewakilan Turki.

Kepala Departemen DAB DPP Hidayatullah menegaskan komitmen Hidayatullah untuk turut aktif dalam berkontribusi terhadap perkembangan Islam, khususnya di ASEAN.

OVY bersama STAIL

“Jadi, walaupun Indonesia yang negara muslim terbesar itu di ASEAN, secara kesuluruhan, Muslim di ASEAN hanya 37%. Target kita, minimal naik jadi 50%.” Ujar pria yang akrab disapa Babeh ini.

Kegiatan yang berlangsung 2 pekan ini digelar di tiga tempat, yaitu Jakarta, Malang dan Surabaya. Dimulai tanggal 2-5 di Jakarta bertempat di Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah, 6-11 di Malang yang ditangani IBS Ar-Rohmah dan 12-14 di Surabaya berlokasi di Pesantren Hidayatullah Surabaya.

Selama di Surabaya, 3 orang mahasiswa STAI Luqman al Hakim dipilih menjadi pendamping. Mereka adalah Basitul Yadain sebagai pendamping peserta putra, Nashiratunnisa dan Salma sebagai pendamping peserta putri. Ketiganya merupakan anggota STAIL International Class (SIC), salah satu UKM di STAIL yang focus pada pengembangan Bahasa Inggris.

Salah satu pendamping, Basitul Yadain mengaku sangat bersemangat untuk terlibat dalam kegiatan ini. Baginya, ini adalah kesempatan yang langka.

“Bisa ngobrol banyak dengan pemuda-pemuda dari negara lain sambal latihan speaking itu pengalaman berharga banget. Ternyata banyak anggapan yang kita dengar di sini (Indonesia), setelah dikonfirmasi ke mereka, ternyata HOAX.” Kata mahasiswa semester 8 asal Sulawesi Barat ini.

International Camp STAIL

Adapun bagi Nashiratunnisa, kegiatan ini membuka cakrawala berfikirnya terhadap dunia, khususnya ASEAN. Ia juga mengaku mendapat teman baru.

“Kami jadi tau seperti apa Muslim di ASEAN. Di Kamboja misalnya, mereka tidak sebebas kita dalam mempraktekan Islam. Karena mereka minoritas.” Ucap mahasiswi asal Kalimantan Utara ini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *