Alumni STAIL ‘Sinari’ Papua dengan Dakwah

SEBAGAIMANA penulis sampaikan sebelumnya bahwa dakwah itu bertahap dan bergenerasi. Setiap tahapan berbeda tantangannya dan Allah menyiapkan generasi berikutnya untuk menjawab tantangan baru sesuai dengan kapasitasnya.

Papua memang menurut pemerintah adalah wilayah otonomi khusus (Otsus). Kekhususannya karena kondisi alam, sosial, dan politik. Sehingga para tenaga yang ditugaskan ke Tanah Papua juga mesti memiliki kekhususan terkait spritual, mental, dan intelektual. Harus siap bertugas dengan tantangan yang tidak ringan.

Beberapa generasi awal yang bertugas di Papua telah berhasil membuka lembaran dakwah dengan mencari lahan baik melalui pembebasan dibeli, wakaf, atau hibah.

Mereka bukan hanya berhasil mendapatkan lahan tapi juga berhasil menghadirkan bangunan masjid, kantor, rumah, dan sekolah. Membangun relasi kepada pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat untuk memulai program dakwah dan tarbiyah.

Selanjutnya untuk pengembangan program diperlukan sumber daya insani yang memiliki kompetensi keilmuan dan kesarjanaan yang menjadi syarat formal di pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan formal. Disinilah Allah menghadirkan alumni Perguruan Tinggi Hidayatullah (PTH) dan jebolan alumni perguruan tinggi lain ke Tanah Papua. Salah satu PTH dengan alumni terbanyak berkiprah di Pulau dengan istilah Nuu War ini ialah STAIL.

Kiprah Alumni STAIL

Ada beberapa alumni STAIL yang berkiprah dakwah di Tanah Papua. Di antara mereka memang ditugaskan dari SK DPP Hidayatullah yang dibacakan saat wisuda PTH masing-masing. Ada juga yang berasal dari wilayah Papua lalu ditugaskan belajar ke PTH dan setelah lulus dikembalikan ke Papua lagi.

Hingga tulisan ini terbit, tercatat ada 21 kader STAIL. Berikut ini daftar mereka. Beberapa kader yang mendapatkan amanah di organisasi tingkat DPW. Ada Maryudi sekretaris DPW, Mugiarto bendahara DPW.

Lalu ada Nur Imam Ketua Depdik DPW, Khaironji Ketua Departemen Dakwah DPW, Suparman Cilili Ketua Departemen Sosial DPW, Arifin Ketua Departemen Perkaderan DPW, dan Muhammad Habibullah Musa’ad Kepala Kantor DPW.

Di kampus Timika ada Ahmad Syakir Kadepdik, Akbar Ridhoi sekretaris, Jam’ul Hidayat Waka Kurikulum, Muhammad Ramli Kepala SMP, Idham Khalid Kepala SMA, Abdul Hamid Kepala Diniyah, Sarman Pengasuh.

Di Merauke ada Yusuf Qhardawi Ketua DPD Merauke, Supriadi DPD Merauke, Ramli BMH Merauke, Fahmi Hanifullah Kepala MI Merauke, dan Bambang Buana Ketua DPC Buful Merauke.

Lainnya ada Hirwan Efendi Kepala Diniyah kampus Madya Jayapura, Mahfudz Fauzi Sekretaris DPD Serui dan Slamet Setyo Budi Sekretaris DPD Boven Digoel.

Secara geografi, Papua terdiri dari 29 Kabupaten Kota, 560 Kecamatan dan 5.521 Kelurahan/Desa. Sementara ini baru ada 12 DPD Hidayatullah dan 5 DPC Hidayatullah.

Sebagian mereka berhasil lulus hingga sarjana dan sebagian “lolos”. Lolos, artinya tidak selesai karena beberapa hal. Karena sudah pernah tercelup dengan perkaderan di PTH maka saat tugas di medan dakwah, tetap bisa berkiprah, berkarya, dan eksis.

Papua Memanggil

Tanah Papua masih memerlukan banyak kader untuk menerangi dengan cahaya dakwah. Saat ini para kader mendapatkan double atau merangkap amanah. Semua pengurus DPW dan DPD merangkap tugasnya.

Apalagi akan ada perencanaan pemekaran propinsi di Papua menjadi 4 propinsi yaitu Papua, Papua Barat, Papua Selatan dan Papua Tengah. Jika itu disahkan oleh pemerintah pusat maka diperlukan dua DPW lagi dengan jajaran pengurusnya.

Selanjutnya 10-20 tahun ke depan, kebutuhan SDI di Papua juga akan meningkat kualitas tenaganya. Seperti SDI yang memiliki kapasitas ulama dengan hafal 30 juz dan bisa menjadi imam rawatib, bisa membaca kitab untuk kajian kitab di masjid-masjid bukan hanya ceramah saja. Ini karena perkembangan masyarakat dan tuntutan kondisi.

Ditunggu para kader untuk mengharumkan Papua. Ada banyak peluang dan tantangan yang menarik bagi kader untuk mengembangkan dakwah dan tabiyah di tanah Papua. Tulisan ABDUL GHAFFAR HADI dan telah diedit oleh admin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *