Hallo STAIL
(031) 5992062
info@stail.ac.id
STAILSTAIL
    • Home
    • Profile
      • Sambutan Ketua
      • Sejarah
      • Struktur Organisasi
      • Sarana dan Prasarana
    • Akademik
      • Prodi MPI
      • Prodi KPI
      • Prodi EkSya
      • Prodi PGMI
    • Pengkaderan
      • Kemahasiswaan
      • Kepengasuhan
      • BEM
      • Alumni
    • Kelembagaan
      • LP2M
      • El Hakim Press
    • Berita
      • Berita Kampus
      • Berita Alumni
      • Berita Akademik
      • Berita Pengaderan
      • Artikel Dosen
    • Informasi
      • Pengumuman
      • Kalender Akademik
      • Jadwal KKN
    • Home
    • Profile
      • Sambutan Ketua
      • Sejarah
      • Struktur Organisasi
      • Sarana dan Prasarana
    • Akademik
      • Prodi MPI
      • Prodi KPI
      • Prodi EkSya
      • Prodi PGMI
    • Pengkaderan
      • Kemahasiswaan
      • Kepengasuhan
      • BEM
      • Alumni
    • Kelembagaan
      • LP2M
      • El Hakim Press
    • Berita
      • Berita Kampus
      • Berita Alumni
      • Berita Akademik
      • Berita Pengaderan
      • Artikel Dosen
    • Informasi
      • Pengumuman
      • Kalender Akademik
      • Jadwal KKN

    Berita Kampus

    • Home
    • Blog
    • Berita Kampus
    • STAIL Menjadi Wasilah Titik Balik Kehidupanku

    STAIL Menjadi Wasilah Titik Balik Kehidupanku

    • Posted by Team Web STAIL
    • Categories Berita Kampus, Kiprah
    • Date January 27, 2021
    • Comments 0 comment
    Gedung STAIL

    Oleh : Oryza Ummi S (Mahasiswa Semester 4 STAIL)

    Kampus baru, semangat baru, image baru. Aku teringat setiap pergantian jenjang sekolah, semangat baru selalu membara. Iya bukan? Senang karena semua dimulai dengan yang baru dan pastinya ingin menjadi diri yang lebih baru serta lebih baik dari sebelumnya. Namun, lain ceritanya saat Aku hendak masuk ke kampus sekaligus pesantren ini. Bayang bayang kampus lamaku masih menghantui, namun hati kecilku lebih memilih untuk mengejar ridho Allah dan memantapkan diri untuk masuk ke Kampus ini. STAIL namanya.

    Usiaku tidak lagi muda seperti mahasiswa baru yang benar benar baru melepas masa SMAnya. Dua tahun pertama selepas kelulusan SMA, aku menempuh pendidikan di fakultas Teknik mengambil prodi D4 Teknologi Game. Masuk ke kampus pesantren ini disaat usiaku menginjak kepala 2. Saat hendak mengikuti ospek, aku sempat ragu untuk lanjut. Terlebih, hari dimana aku ospek di STAIL adalah hari wisuda di kampus lamaku yang mana aku juga menyempatkan hadir melepas teman dekatku.

    Aku menguatkan niat untuk melanjutkan studiku di kampus pesantren ini, mengingat keputusan yang aku setujui untuk melepas kampus pertamaku. Aku berpindah kampus bukan karena track record ku buruk semasa kuliah, bukan karena tidak adanya prestasi, juga bukan karena drop out atau juga bukan karena harus mengulang semester. Aku berpindah juga bukan diawali dari keiinginan pribadi namun karena keinginan kedua orang tuaku yang juga telah menyadarkan betapa semakin jauhnya hubunganku dengan Allah. Orang tuaku mengamatiku dan merasa aku mulai mengkhawatirkan sebagai akhwat yang dilepas ke jurusan Teknik.

    Pulang dini hari, bangun subuh tapi tidur lagi, sampai matahari terbit lalu terburu buru untuk berangkat pagi ke kampus dan Kembali pulang paling tidak jam 10 malam, itulah gambaranku semasa kuliah di kampus yang pertama. Berkumpul bersama teman yang mayoritas laki laki, mengejar jadwal praktikum sampai mengorbankan sholat diawal waktu, mengurangi ibadah sunnah. Itulah potret yang membuat Ayah dan Ibuku semakin ingin memindahkanku ke pondok kala itu. Sejak semester 1 di kampus Teknik, melihat kegiatan ospeknya saja ibuku sudah merinding. Setiap aku pulang malam, ibuku selalu tidak bisa tidur dan mengaku sering sampai menangis. Setiap kenaikan semester, rasa semakin cinta akan kesibukanku di kuliah semakin tinggi terlebih ada beberapa pencapaian yang tercapai.

    Setiap ibuku menawarkan untuk pindah ke pondok, aku selalu merasa sayang dengan masa yang telah ku tempuh. Aku sempat menjanjikan ibuku untuk mau masuk pondok Ketika D4 ku ini selesai, dan ibuku mengiyakan. Ditahun ke dua, ibuku memberi syarat yang harus kupenuhi jika ingin tetap melanjutkan D4 ku itu. Syaratnya adalah pulang sebelum jam sepuluh malam dan meningkatkan kualitas ibadah. Namun dikarenakan tugas dan kegiatan kuliah yang sangat padat, aku mensiasati pulang malam dengan membawa teman kelompok tugasku ke rumah dan mengerjakannya di rumah. Aku meningkatkan kualitas laptopku agar tidak terlalu bergantung dengan fasilitas laboratorium di kampus dan bisa membawa sebagian tugas ke rumah. Sayangnya, pulang malamku bukanlah hanya sekedar kegiatan akademik namun juga sebagai organisatoris di sana. Tahun kedua adalah masa masa yang berat untuk para organisator karena harus mengkader adik baru dan mempersiapkan ke jenjang staff ahli. Pada masa ini aku masih bisa memenuhi syarat pulang sebelum jam sepuluh malam, namun untuk meningkatkan ibbadah masih belum bisa, bahkan biirul walidaynku sangatlah buruk.

    Semester 4 menjelang ujian kenaikan, adalah masa masa puncak keinginan ibuku untuk memindahkanku ke pondok. Siapa yang akan tega ketika melihat seorang ibu meminta sesuatu kepada anaknya sambal meneteskan air mata? Pada hari itu aku luluh dan tersadarkan bahwa aku telah mengejar hal yang searusnya bukan prioritas untuk mengejar ridhonya Allah. Menuntut ilmu apapun itu wajib, namun aku telah mengesampikan kewajibanku yang lain. Aku telah melanggar banyak aturan syar’I, walaupun tujuanku di kampus teknik ini juga belajar sambil dakwah, serta ingin berkontribusi membawa Islam ke era teknologi.

    Aku melepas kampus pertamaku ini dengan perasaan sedih, namun ingin memperbaiki diri dan harus merelakan perjuangan dua tahunku selama ini. Perasaan sedihku semakin terpupuk ketika aku berpamitan dan mengeluarkan diri secara baik baik, kata kata perpisahan dari dosen dan teman teman membuatku sempat goyah. Namun aku yakin, jika mendekat ke Allah pasti akan selalu diberi kemudahan dan di ikuti kebaikan.

    Gazebo STAIL

    Aku sempat menyembunyikan status kepindahanku dari teman SMA, dan keluarga besar serta orang disekitar. Ini juga kesepakatan dengan orang tuaku karena saat itu aku belum resmi menjadi mahasiswa STAIL. Banyak orang yang menyayangkan kepindahanku saat itu, namun aku harus memperbaiki dan taubat dari pelanggaranku selama dua tahun yang lalu.

    Saat hendak ospek di STAIL, Aku sangatlah takut akan menjadi yang tertua, beda gaya Bahasa, beda topik pembicaraan, harus adaptasi lagi, banyak yang fresh graduate pondok juga membuatku cukup minder. Aku yang menyukai ilmu eksak, selama ini sangat tidak suka literasi yang harus bertemu banyak tulisan. Aku sangat menyukai praktik dan suka mengamati perkembangan teknologi. Aku yang dulunya desainer sekaligus mendalami programming, cukup kikuk saat memasuki area pendidikan. Aku takut aku akan menjadi maba tua lagi ketika aku tidak berhasil beradaptasi di STAIL.

    Singkat cerita, Alhamdulillah Aku telah beradaptasi dengan kampus ini dan mulai memperbaiki diri sedikit demi sedikit. Lingkungan yang islami membuatku semakin ingat Allah dan bisa mengikhlaskan masa laluku itu. Ketakutanku menjadi tua dan sulit beradaptasi di STAIL telah terbantahkan, bahkan yang jauh lebih tua dariku ternyata banyak. Allah benar benar memudahkanku dan aku semakin nyaman berada di STAIL ini.

    Jika di kampus lama aku harus menolak teman laki laki yang ingin berdekatan dan bersentuhan, di kampus yang sekarang sangatlah membuatku nyaman dengan pemisahan tempat duduk yang Ikhwan dan akhwat, bahkan jalur tangga saja dipisah. Aku tidak lagi harus pulang malam tanpa mahrom, aku tidak lagi harus mengorbankan ibadah demi mengejar duniawi. Di sini aku juga mendapat banyak sekali pelajaran baru seputar kehidupan. Banyak sekali perbedaan yang melatarbelakangi mahasiswa di kampus ini. Jika di kampus lamaku rentang usia mahasiswanya berdekatan dan tidak terlalu beragam, di STAIL ini sangatlah beragam.

    Aku sempat terkejut ketika teman seangkatan di STAIL ada yang telah menjadi ibu dan anaknya sudah menginjak jenjang SMP, dan usia termuda juga ada yang baru lulusan SMA. Perbedaan usia mungkin akan terlihat remeh secara sekilas, namun itu sangat berpengaruh bagiku karena perbedaan usia membawa perbedaan kematangan secara emosional juga. Sangat berbeda ketika hendak berinteraksi dengan ibu ibu yang berpengalaman mengurus rumah tangga dengan teman yang baru lulus SMA dan pemikirannya masih sedikit kekanak kanakan. Aku belajar memahami mereka semua dan berusaha meminimalisir kesalah pahaman, bahkan sekedar memahami penugasan dari dosen saja bisa ricuh di kelas karena beda penafsiran. Banyak lika liku dan suka duka yang terjadi selama tiga semester ini.

    Tidak terasa bahwa waktu begitu cepat, aku telah berada di tahun kedua menjadi pribadi yang lebih baru. Namun perjalanan ini masih panjang, mohon doanya agar ilmu yang kutempuh di kampus STAIL ini bermanfaat dan menjadikanku pribadi yang bermanfaat juga. Semoga kita selalu dilindungi dan diberi ridho oleh Allah, dan dapat berkumpul Bersama di surgaNya nanti.

    Tag:Kilas Balik, Kisah Mahasiwa

    • Share:
    Team Web STAIL
    Situs resmi Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al Hakim (STAIL) Surabaya

    Previous post

    Kado Awal Tahun, Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) STAIL Dapat Re-Akreditasi B
    January 27, 2021

    Next post

    Alhamdulillah, Hijabku Semakin Sempurna Setelah Kuliah di STAIL
    January 29, 2021

    You may also like

    Kuliah Online STAIL
    Kuliah On line Berlanjut, Ini Pesan Ketua STAIL
    24 February, 2021
    LAPALA STAIL Serahkan Bantuan
    Bencana Sulbar, LAPALA STAIL Ikut Bantu Korban
    8 February, 2021
    Hijab
    Alhamdulillah, Hijabku Semakin Sempurna Setelah Kuliah di STAIL
    29 January, 2021

    Leave A Reply Cancel reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Search

    Kategori Informasi

    • Artikel Dosen
    • Berita Akademik
    • Berita Alumni
    • Berita Kampus
    • Berita Pengaderan
    • Kiprah
    • Opini
    • Uncategorized

    Informasi Terbaru

    Kuliah On line Berlanjut, Ini Pesan Ketua STAIL
    24Feb2021
    Bencana Sulbar, LAPALA STAIL Ikut Bantu Korban
    08Feb2021
    Alhamdulillah, Hijabku Semakin Sempurna Setelah Kuliah di STAIL
    29Jan2021

    Copyright. STAIL Surabaya 2019 | All Right Reserved.

    • Privacy
    • Terms
    • Sitemap