Tanpa Modal Satu Ini, Nasib Mahasiswa Bak Air Mengalir
By : Moh. Homaidi*
stail.ac.id – Ingin sukses adalah harapan semua orang. Termasuk mahasiswa. Tapi, jangan pernah bermimpi harapan itu bisa terwujud, bila mahasiswa tidak memiliki prinsip selama studi. Mengapa demikian?
Hal itu tidak lain karena antara ilmu, wanita, harta, tahta, kuota, dan foya-foya (tantangan pelajar masa kini), sangat tipis tabirnya. Jika sejak dini tidak punya prinsip, mengikuti alur yang ada, mahasiswa ibarat air mengalir. Tidak tahu kapan ujungnya.
Saya tahun 2007 ketika mengenal STAIL (sekolah tinggi lukman Al-Hakim) yang terletak di Surabaya, perkenalan tersebut lewat Majalah Hidayatullah. Dari sana saya baca tentang penawaran kerja, yang diawali kuliah 4 tahun. Setelah itu siap ditugaskan ke berbagai daerah, cabang yang juga Ponpes Hidayatullah.
Tawaran tersebut cukup menggoda hasrat, ibarat gayung bersambut. Karena semenjak lulus MA dari Pondok Pesantren Mambaul Ulum, Bata-bata tahun 2005, saya ditugaskan ke Madrasah yang ada di Bangkalan Madura. Tahun 2006 saya minta ditugaskan kembali di daerah Pamekasan yang dekat kampus, dengan harapan busa mengajar sambil kuliah. Alhamdulillah permintaan tersebut disambut baik oleh penanggung jawab pemetaan Guru Tugas. Karena di Ponpes tersebut diwajibkan bagi Alumni untuk menunaikan tugas pengabdian kurun waktu satu tahun, sebagai syarat mendapat ijazah MA.
Pada tahun 2006, saya tugas mengajar di Ponpes Nurus Sholah, yang terletak tidak jauh dari Sekolah Tinggi Al-Khairat (kurang lebih 15 kilo). Setiap hari, tepatnya siang sekitar pukul 14.00, saya harus kuliah jurusan Pendidikan Agama Islam. Hal ini saya nikmati, bahkan sambil lalu aktif dengan kegiatan organisasi di luar kampus, seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).
Perjalanan hampir satu tahun, saya mendengar ada kabar bahwa di Surabaya ada STAIL (Sekolah Tinggi Luqman Al-Hakim) yang mana lulusannya harus siap ditugaskan ke berbagai daerah. Saat masih di tempat tugas saya cari Majalah Hidayatullah, ketemulah majalah tersebut. Saya pelajari ternyata luar biasa, magnit agar saya segera berangkat.
Tentu magnit tersebut tetap harus saya bentengi, dengan menemui seorang Gus atau Lora yang ada di Ponpes Nurus Sholah. Sebut saja Gus Mukti. Pemuda berparas ganteng tersebut, lulusan Madinah dan sekaligus Dosen di STAIN Pamekasan.
Perasaan kuat ini, saya sodorkan ke beliau, bahwa saya rencana mau kuliah di STAIL di bawah naungan Ponpes Hidayatullah yang ada di Surabaya. Di luar dugaan, ternyata beliau kenal dengan P.P. Hidayatullah.
“Setahu saya, Hidayatullah bagus, baik dari Aqidah, dan mu’amalahnya. Pusatnya ini di Balikpapan, Gunung Tembak. Uniknya, di sana ada program nikah barokah bagi para santri,” ujar beliau.
Bertambah semangatlah saya saat mendengar penjelasan tersebut. Tidak cukup sampai di situ, beliau memberi nasehat. Selama menuntut ilmu, imbuhnya, jangan lupa, iringilah dengan prinsip. Karena prinsip inilah yang akan menghantarkan ke pintu kesuksesan.
“Di mana ada kemauan di situ ada jalan” , tutupnya.
Nasehat inilah yang menghantarkan saya bisa mengurai setiap ada masalah, baik yang menghalang dari dalam atau dari luar.
Ujian
Orang yang punya prinsip bukan berarti akan mulus-mulus saja perjalanannya. Itu mustahil. Semua akan mendapatkan ujian sesuai kemampuan. Saya pun mendapatkan demikian.
Umpanya, di tengah-tengah kuluah, orang tua mulai sakit-sakitan, bahkan harus dibawa ke dokter karena paru-parunya mengalami permasalahan. Inilah yang menjadi alasan orang tua melarang saya untuk mengurungkan niay berangkat ke Surabaya. Cukuplah di Madura saja, tentunya dengan berbagai pertimbangan. Bahkan kerabat dekat dan jauh berdatangan guna membujuk agar membatalkan tekad kuliah. Alasannya dana untuk kuliah sebagian terpakai untuk biaya berobat.
Tidak sampai di situ, ada tetangga yang juga ikut memberi nasehat serupa, bahkan mengisahkan cerita kelam anaknya yang baru kuliah di Malang, namun tidak sampai selesai, karena dana yang sudah dihabiskan sudah pukuhan juta.
“Lalu bagaimana dengan orang tuamu yang hanya petani biasa bahkan buruh? Iya sekarang punya uang, nanti jika di perjalanan ada sesuatu yang tidak diingikan, apa tidak kasian sama orang tua. Uang keluar, capek, hasil tidak ada?” ujarnya.
Campuraduklah hati dan pikiran, antara keinginan dan realita. Dalam kondisi demikia, saya teringat pesan Lora tempo hari. Maka itulah akhirnya yang menjadi ‘obat’ penyelesai masalah. Miliki prinsip.
“Di mana ada kemuan di situ
ada jalan”. Kata pepatah.
Hati mulai tenang, pikiran kembali tercerahkan, lisan pun tergerak untuk berkata tegas dan mantap,
“Bismillah saya tetap berangkat…!!”
Alhamdulillah, waktu yang ditunggupun tiba, saya diantar oleh keluarga besar memakai mobil. Biasanya kuliah berangkat sendiri menuju tempat. Tapi ini berbeda, seperti mau berangkat mondok dari rumah menuju tempat terminal bus, itupun dihantar dengan tangisan keluarga. Tentu ini menambah semangat, untuk bisa menempuh sukses belajar hingga meraih gelar serjana.
Kesuksesan
Atas izin Allah SWT. Lewat prinsip yang tertanam, kokoh dan kuat. Walau berbagai rintangan mengahdang, akhirnya bisa juga sampai penghujung studi S1 di STAIL Luqman Al-Hakim Surabaya, tepatnya tahun 2011 dan ditugaskan di Hidayatullah Trenggalek.
Bahkan dengan kuatnya prinsip yang tertanam, kodarullah, saya bisa menyelesaikan S2 di STAI Diponegoro Tulungagung, dengan Predikat Cumlaude dengan nilai 3,89. Jurusan Manajemen Pendidikan Islam tahun 2017.
Pada saat itulah saya dipindah tugaskan di Hiadayatullah Kota Batu, dengan DPD (Dewan Pengurus Daerah) yang baru terbentuk tersebut memberikan semangat kepada saya, untuk bersama-sama senior merintis pendidikan di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al-Fattah, dengan unit pendidikan SD Integral Al-Fattah Fullday School.
Alhamdulillah, biidznillah. Saya sekarang dimanahi sebagai Kepala Sekolah SD Integral Al-Fattah Fullday School Kota Batu, dengan membawahi 35 SDM dan 348 siswa/i dari kelas 1-6. Hal ini semua bisa terwujud, karena bentuk kasih sayang Allah, lewat prinsip iman yang kuat dan kokoh (di mana ada kemauan di situ ada jalan).
*Alumi STAIL Luqman Al-Hakim Surabaya-2011