DOSEN EKONOMI SYARIAH STAIL BERSAMA FOZ DAN KEMENAG AUDIENSI DENGAN KEMENDIKTISAINTEK

Oleh Dr. Eko Muliansyah, MM.
Dosen STAIL dan Kepala Bidang V Inovasi dan Literasi FOZ (Forum of Zakat)

Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Prof. Brian Yuliarto menerima audiensi Forum Zakat (FOZ) yang didampingi oleh perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) dalam pertemuan strategis untuk memperluas dampak zakat di sektor pendidikan pada Selasa, 18 Maret 2025.

Dalam pertemuan ini, hadir sejumlah tokoh penting dalam gerakan zakat nasional, di antaranya Prof. Waryono Abdul Ghofur, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI; Wildhan Dewayana, Ketua Umum FOZ; Iqbal Dwi Noviawan, Wakil Ketua Umum FOZ; Neny Suhaeni, Bendahara FOZ; Agus Budiyanto, Direktur Eksekutif FOZ; serta Dr. Eko Muliansyah, Kepala Bidang V Inovasi dan Literasi FOZ yang juga merupakan Dosen Ekonomi Syariah di Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman Al Hakim Surabaya, yang turut mendampingi Ketua Umum FOZ dalam audiensi tersebut.

Sebagai organisasi yang menaungi 184 lembaga zakat di seluruh Indonesia, Forum Zakat membuka pertemuan dengan paparan dari Wildhan Dewayana yang menekankan pentingnya penyelarasan agenda zakat dengan program pendidikan nasional. Ia menegaskan bahwa FOZ siap memainkan peran strategis dalam memperluas manfaat zakat, khususnya dalam mendukung akses pendidikan bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu.

Senada dengan hal itu, Prof. Waryono Abdul Ghofur mengungkapkan bahwa Kementerian Agama RI tengah mempersiapkan peluncuran Beasiswa Zakat yang diperuntukkan bagi mahasiswa mustahik. Program ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dari keluarga prasejahtera agar dapat menempuh pendidikan tinggi tanpa hambatan biaya. Saat ini, sebanyak 18 lembaga amil zakat (LAZ) telah bergabung dalam program ini, termasuk BAZNAS, Rumah Zakat Indonesia, BMH, Nurul Hayat, IZI, Dompet Dhuafa, dan LMI. Dengan semakin banyaknya lembaga zakat yang terlibat, diharapkan cakupan penerima manfaat dapat diperluas.

Menanggapi inisiatif ini, Prof. Brian Yuliarto menekankan perlunya koordinasi agar penerima beasiswa zakat tidak tumpang tindih dengan beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar), sehingga manfaatnya bisa lebih tepat sasaran. Ia juga menginisiasi program student loan berbasis dana abadi, di mana mahasiswa dapat memperoleh pinjaman pendidikan dengan bunga 0% dan baru mulai membayar setelah lulus serta mendapatkan pekerjaan. Forum Zakat diajak untuk turut berkolaborasi dalam program ini, yang akan dikukuhkan melalui nota kesepahaman (MoU).

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Eko Muliansyah menegaskan bahwa kolaborasi zakat dengan sektor pendidikan merupakan langkah strategis yang dapat menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang luas. Sebagai akademisi dan penggiat inovasi literasi zakat, ia melihat bahwa literasi zakat di kalangan mahasiswa masih perlu ditingkatkan agar generasi muda memahami bahwa zakat bukan hanya instrumen ibadah, tetapi juga bagian dari solusi ekonomi Islam dalam membangun kesejahteraan umat.

Prof. Brian Yuliarto juga menegaskan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran vital dalam memajukan bangsa, sehingga setiap upaya yang dilakukan lembaga zakat dalam membantu akses pendidikan bagi mahasiswa kurang mampu patut diapresiasi. Ia juga membuka peluang bagi program beasiswa S3 bagi dosen-dosen yang ingin melanjutkan studi sebagai bagian dari penguatan sumber daya manusia di sektor akademik.

Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk mengintegrasikan zakat dengan program pendidikan secara lebih sistematis, dengan harapan dapat membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa mustahik agar bisa mengenyam pendidikan tinggi. Kementerian Agama dan Forum Zakat berkomitmen untuk terus memperluas sinergi ini, guna melahirkan generasi penerus yang berdaya saing dan berkualitas.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *