Pasuruan, 12 Februari 2025 β Kolaborasi spektakuler antara Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) Surabaya, Yayasan Bunut Hayati, Lembaga Pengembangan Ekonomi dan Bisnis (LPEB) STAIL, serta Program Studi Ekonomi Syariah STAIL telah melahirkan inovasi besar dalam dunia pendidikan ekonomi Islam. Kampus Preneur, sebuah kawasan pendidikan berbasis Pesantren Entrepreneur, resmi dirancang untuk mencetak kader ekonom Muslim yang berakidah lurus, beretika mulia, memiliki jiwa entrepreneur, serta ahli dalam inovasi dan pengembangan produk di sektor peternakan, perkebunan, dan pertanian.
Lokasi bakal calon Kampus Preneur ini berada di Dusun Bunut Lor, Kelurahan Wedoro, Kecamatan Pandaan, Pasuruan, tepatnya di atas lahan seluas enam hektar yang sebelumnya hanya digunakan untuk peternakan ayam dan budidaya ikan lele. Lewat kolaborasi strategis ini, lahan tersebut kini disulap menjadi pusat pendidikan yang memadukan studi Al-Qur’an, Fiqih Ekonomi dan Bisnis, dengan pengembangan sektor peternakan ayam dan kambing, budidaya ikan lele dan cacing lumbricus, serta produksi pupuk kompos dari tumbuhan dan kulit buah.
Kurikulum dan sistem manajemen program disusun oleh Program Studi Ekonomi Syariah STAIL di bawah kepemimpinan Ahmad Fathoni, M.E., sementara aspek praktikum dan laboratorium akan dikawal ketat oleh tim LPEB STAIL yang dipimpin oleh Suroso, M.Pd. Kerumahtanggaan Kampus Preneur menjadi tanggung jawab Yayasan Bunut Hayati, dengan arahan langsung dari Ketua Yayasan, Ustadz Mas’ud. Sementara itu, Wakil Ketua II STAIL, Mohammad Syahri Sauma, M.Kom.I., memastikan sinergi program berjalan optimal.
βIni bukan sekadar pengembangan lahan, tetapi sebuah transformasi besar dalam mencetak kader ekonom Muslim yang mampu bersaing di dunia bisnis dengan nilai-nilai Islam yang kuat,β ujar Ahmad Fathoni, M.E.
Program ini menandai babak baru dalam pendidikan ekonomi Islam, di mana teori dan praktik berpadu dalam satu ekosistem pendidikan berbasis pesantren. Dengan adanya Kampus Preneur, diharapkan lahir generasi pengusaha Muslim yang tidak hanya cakap dalam ekonomi dan bisnis, tetapi juga memiliki pemahaman agama yang mendalam serta kepedulian tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan.