Oleh: Mariyam (Mahasiswi STAIL, Semester III, Prodi Ekonomi Syariah)
Jam menunjukkan pukul 12:30. Bertanda waktu masuk kampus telah tiba. Hari itu merupakan kuliah perdana. Pertama kali masuk kampus jantungku mulai deg– degan.
Setelah beberapa menit di perjalanan menuju kampus dari kos-kosan, akhirnya saya pun sampai di kampus. Saya mengetuk pintu kelas, sambil mengucapkan salam kepada teman-teman yang telah berjubel di ruang kuliah. Mereka menjawab salamku secara bersamaan. Akupun langsung masuk dan duduk di bangku yang kosong. Aku duduk di bangku barisan kedua dari belakang.
Masuk di kelas aku melihat semua teman–temanku pada memakai jilbab besar. Menutuo sekujur tubuh mereka. Sangat bertolak belaka dengan yang aku kenakan.
Aku merasa minder dan merasa paling tidak tau tentang ilmu agama Islam. Dalam pikiranku saat itu, teman – temanku semua merupakan lulusan pondok atau pernah mengenyam pendidikan di pondok. Sedangkan aku orang yang tidak pernah merasakan pondok dan sekolah agama. aku lulusan sekolah negeri yang bercampuran dengan agama lain.
Mendapati kindisi demikian, sempat terbesit di hati ada keinginan untuk berhenti kuliah di STAIL. Aku menelpon tanteku, dan menceritakan semua apa yang aku alami kuliah di STAIL. Tapi tanteku berpesan kepadaku agar sabar, dan memberi tahu, bahwa tidak semua teman – temanku itu lulusan pondok dan mengerti tentang pelajaran ilmu agama. Ada Sebagian dari mereka itu baru belajar.
“Kamu juga kuliah tujuannya untuk mendapatkan ilmu jadi kamu jangan merasa paling rendah,” Kata tanteku. Akupun terdiam mendengar nasehat dari tanteku dengan wajah tersenyum.
Beberapa bulan kuliah di STAIL, aku mulai tahu bahwa tidak semua teman – temanku seperti apa yang saya bayangkan. Tertanya Sebagian dari mereka ada yang seperti saya juga baru belajar. Tidak semua mereka paham tentang pelajaran ilmu agama. Pada saat itu saya mulai semangat lagi untuk kuliah dan tidak merasa paling bodoh dalam pelajaran ilmu agama.
Saya bersyukur kuliah di kampus STAIL, karena pada saat adzan berbunyi aktivitas perkuliahan diberhentikan. Semua mahasiswa malaksanakan sholat. Yang ikhwat/laki-laki sholat di masjid dan akhwat/mahasiswinya sholat di musholla.
Dulu saya sholat sering bolong – bolong. Alhamdulillah atas izin Allah saya dipertemukan dengan Perguruan Tinggi yang bisa mendekatkan diri saya kepada Allah dan dipertemukan dengan orang – orang baik dan selalu mengingatkan saya kepada Allah.
Semenjak kuliah di STAIL aku banyak mendapatkan ilmu tentang agama yang saya tidak ketahui, seperti bagaimana cara menutup aurat sesuai dengan syariah Islam dan bagaimana kita berinteraksi dengan yang bukan mahram/lawan jenis.
Setelah saya pelajari bagimana cara menutup aurat sesuai Syariah Islam, saya pun mulai memperaktekannya dalam kehidupan sehari – hari, walaupun di dalam memperaktekannya itu terkadang membut saya gerah dan resah karena belum terbiasa.
Alhamdulillah, akhirnya lama kelamaan saya merasa nyaman menutup aurat sesuai syariah Islam.
Jujur. Dulunya saya menutup aurat belum sesuai dengan tuntunan Syariah Islam. Sekedarnya saja. Setelah saya mendapatkan ilmunya, saya merasa senang dan bahagian.
Mohon doanya, semoga saya bisa istiqomah dalam mempraktikkan segala hal yang didapat dalam studi di perguruan tinggi ini. Aamiin.